Kamis, 25 Oktober 2012

SHARING HASIL PHOTOGRAPHY


Kali ini saya akan berbagi hasil potret kamera saya :
langsung aja ( Maaf masih Newby )

Camera Model : Canon EOS 400D DIGITAL
Aperture : F/5.6
shutter speed : 1/45 sec
ISO :  400
No Flash
White Balance : Manual
Time : 04.17 PM

 Camera Model : Canon EOS 400D DIGITAL
Aperture : F/5.6
shutter speed : 1/45 sec
ISO :  400
No Flash
White Balance : Manual
Time : 04.16 PM

Camera Model : Canon EOS 400D DIGITAL
Aperture : F/5.6
shutter speed : 1/20 sec

ISO :  400
No Flash
White Balance : Manual
Time : 04.18 PM

 Camera Model : Canon EOS 400D DIGITAL
Aperture : F/4
shutter speed : 1/2 sec
ISO :  1600
No Flash
White Balance : Auto
Time : 10.40 PM

 Camera Model : Canon EOS 400D DIGITAL
Aperture : F/5.6
shutter speed : 1/60 sec
ISO :  800
No Flash
White Balance : Manual
Time : 05.03 PM

 Camera Model : Canon EOS 400D DIGITAL
Aperture : F/5.6
shutter speed : 1/30 sec
ISO :  400
No Flash
White Balance : Manual
Time : 05.04 PM
   Camera Model : Canon EOS 400D DIGITAL
Aperture : F/5.6
shutter speed : 1/30 sec
ISO :  400
No Flash
White Balance : Manual
Time : 05.07 PM
 
 Camera Model : Canon EOS 400D DIGITAL
Aperture : F/5.6
shutter speed : 1/125 sec
ISO :  800
No Flash
White Balance : Manual
Time : 04.55 PM
 
Camera Model : Canon EOS 400D DIGITAL
Aperture : F/5.6
shutter speed : 1/60 sec
ISO :  400
No Flash
White Balance : Manual
Time : 04.56 PM

Tips foto bagaimana cara memotret siluet


Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi. Memotret siluet tidaklah sesulit yang dibayangkan, asal anda tahu langkah-langkah dan tips-nya. Silahkan:

Matikan Flash

Yang pertama dan terpenting adalah flash di kamera harus dimatikan, kalau tidak anda akan mendapatkan foto biasa (karena obyek utama-nya tidak jadi gelap). Jadi matikan flash dikamera anda

Cari kondisi pencahayaan yang tepat (backlight)

Untuk menghasilkan siluet, background anda harus lebih terang dibandingkan dengan obyek utama. Itulah kenapa kebanyakan foto siluet dilakukan saat sunset atau sunrise, dimana matahari (sumber cahaya) ada di belakang obyek yang ingin anda foto (backlighting). Tapi jangan batasi diri, foto siluet bisa dihasilkan kapan saja, pada intinya anda hanya harus menemukan background yang lebih terang dibandingkan obyek utama.

Carilah obyek yang bentuknya menarik

Foto siluet akan sangat menonjolkan bentuk obyek utama, oleh karena itu carilah obyek dengan bentuk yang menarik dan memiliki karakter kuat. Perhatikan foto diatas, karena obyek utama (pencari ikan) kehilangan detail dan menjadi sangat gelap, bentuknya justru akan lebih terekspos. Kita bisa melihat dengan jelas batas-batas lekukan bentuk tubuh si nelayan, bentuk jaring dan bingkainya sampai tetesan air yang keluar dari jaring. Anda juga bisa mencoba dengan obyek lainnya.

Carilah background yang tepat

Untuk mendapat siluet anda harus menemukan background yang lebih terang. Usahakan juga untuk mendapatkan background yang menarik namun juga tidak ramai sehingga obyek utama terlihat sangat menonjol. Langit dan pantai adalah contoh favorit.

Ukur eksposur dengan tepat (manual/ auto)

Sebisa mungkin gunakanlah mode manual eskposur. Set metering di spot metering. Lakukan pengukuran di daerah background yang paling terang. Dalam contoh foto diatas saya mengukur cahaya langit diatas helm. Ubahlah kombinasi aperture dan shutter speed sesuai dengan hasil metering anda, terutama pada aperture pastikan anda set sesuai keinginan anda (aperture besar untuk background yang agak kabur dan aperture kecil untuk background yang tajam). Setelah anda menentukan aperture dan shutter speed yang dipilih, arahkan kamera ke obyek utama. Aturlah h3 yang terbaik dan tentukan fokus di obyek utama, baru kemudian jepret….
Jika anda tidak bisa menggunakan mode manual, gunakanlah mode auto. Arahkan kamera ke area paling terang, dalam contoh diatas adalah ke langit diatas si pencari ikan, pencetlah setengah shutter anda (jangan pencet penuh) lalu tahan shutter jangan dilepas. Lalu arahkan kamera ke obyek utama anda baru kemudian jepret….

Jangan takut mencoba

Cobalah kombinasi aperture dan shutter speed yang berbeda jika anda gagal di kesempatan pertama. Cobalah juga bereksperimen dengan obyek dan lingkungan anda, jangan hanya terpaku pada sunset dan sunrise, karena foto siluet bisa dihasilkan dimanapun

Tips agar foto lebih tajam

Menghasilkan foto yang tajam setajam silet adalah keinginan banyak pecinta fotografi, dan beragam fitur kamera serta aksesoris tambahan sudah diciptakan untuk membantu kita menghasilkan foto yang tajam ini. Dari tripod, stabiliser (lensa ataupun kamera) sampai dengan software editor foto yang dilengkapi tool untuk mempertajam hasil akhir foto.
Artikel ini akan merangkum beberapa tips agar foto anda lebih tajam, silahkan:
Cara memegang kamera
Cara memegang kamera sangat berpengaruh pada stabilitas kamera.
Shutter Speed.
Jika anda mempercepat shutter speed, maka foto anda akan semakin tajam. Ingat aturan baku agar foto tajam saat anda memotret handheld : ” gunakan shutter speed yang lebih cepat dibanding panjang fokal lensa anda”. Begini penjabarannya:
  • Jika panjang lensa anda 50mm, potretlah dengan shutter speed 1/60 detik atau lebih cepat
  • Jika panjang lensa anda 100mm, gunakan shutter speed 1/125 detik atau lebih cepat
  • Jika panjang lensa anda 200mm, gunakan shutter speed 1/250 detik atau lebih cepat
Aperture
Aperture berpengaruh pada depth of field (daerah fokus dalam foto anda). Mengurangi aperture (memperbesar angkanya, misal anda memilih f/22) akan menambah depth of field, artinya area tajam dalam foto akan semakin besar meliputi obyek yang dekat maupun jauh, sehingga ketajaman foto secara keseluruhan justru berkurang.
Maka lakukan sebaliknya, pilih aperture yang besar (angkanya kecil, misal f/4), maka anda akan memusatkan area tajam hanya didekat fokus. Memilih aperture yang besar memungkinkan anda mendapatkan shutter speed yang lebih cepat.
ISO
Menambah ISO akan mempercepat shutter speed serta memungkinkan anda memilih aperture yang lebih besar. Jika anda memotret di dalam ruangan, perbesar-lah ISO, tapi jangan berlebihan (misal: pilih ISO 600 untuk memotret didalam rumah). memilih ISO yang terlalu tinggi (diatas 800), bisa menyebabkan noise (bintik hitam kecil) dalam foto mulai terlihat.
Fokus
Jangan hanya percaya dengan autofokus kamera, periksalah secara cermat menggunakan mata dimata titik fokus anda berada. Ketika memotret wajah dalam jarak dekat, pastikan fokusnya jatuh diarea mata. Ketika memotret obyek, pastikan fokusnya memang ada dimana anda ingin area tersebut paling tajam. Autofokus kamera bisa saja salah dan justru menjatuhkan fokus disamping obyek yang anda inginkan.
Lensa
Jika anda kebetulan memiliki kamera SLR, pilihlah lensa terbaik yang bisa anda beli. Lensa yang berkualitas baik bisa secara drastis meningkatkan ketajaman foto anda. Lensa KIT yang biasanya ditawarkan dijual sebagai paket komplit bersama kamera biasanya kualitas-nya payah. Saran saya, jika anda baru akan membeli kamera SLR, belilah secara terpisah antara kamera (body only) dan lensa. Jangan membeli paket KIT. Lensa dengan kualitas bagus biasanya ditandai dengan aperture yang besar (misal f/2.8).
Sweet Spot Lensa
Lensa memiliki sweet spot-nya masing-masing. Sweet spot adalah aperture tertentu dimana lensa akan menghasilkan foto yang paling tajam. Sweet spot lensa biasanya berada dua stop diatas batas maksimal kemampuan aperture lensa. Misal, untuk lensa f/2.8 maka sweet spot-nya ada di f/5.6. Maka gunakan aperture f/5.6 jika anda memotret dengan lensa itu, foto anda akan tajam setajam silet.
Tripod
Tripod memang tidak praktis dan merepotkan, namun jika anda “sudi” membawanya, anda akan memperoleh foto yang lebih tajam. Terutama jika anda ingin menghasilkan foto HDR atau panorama, relakanlah membawa tripod.

Tips Agar Foto Tetap Tajam di Situasi Minim Cahaya

 Seringkali obyek menarik datang dalam situasi dimana kita harus memotret dalam kondisi minim cahaya dan kita tidak ingin (atau tidak bisa) menggunakan flash, padahal kita ingin menghasilkan foto yang tetap tajam. Obyek seperti view kota saat malam yang indah, konser musik di malam hari atau suasana pesta sayang dilewatkan begitu saja tanpa kamera beraksi. Berikut adalah tips untuk bisa tetap menghasilkan foto yang optimum:
  1. Tripod. Alat yang paling handal dan mudah adalah tripod.
  2. Jika tripod tidak tersedia, usahakan agar kamera tetap stabil dengan memanfaatkan lingkungan sekitar,  misalnya dengan menyandarkan badan ke tempok, menahan napas..dll
  3. Usahakan untuk menggunakan aperture sebesar mungkin, jika lensa anda memiliki batas aperture terbesar f/3.5, pakailah aperture f/3.5
  4. Jika dua trik diatas belum cukup, naikkan ISO kamera  hingga shutter speed kita mencapai minimal 1/60 (pada beberapa kamera generasi terbaru bisa menggunakan  setting ISO hingga diatas 1000 dan masih bisa menghasilkan foto yang rendah noise)
  5. Saat menggunakan tips ke-4, sebaiknya aktifkan fitur High ISO Noise Reduction di kamera untuk mengurangi noise, atau pilihan kelima berikut lebih baik (dan lebih mahal) yakni:
  6. Atau anda bisa melewati tips ke-5 dengan memakai software noise reduction untuk mengurangi noise pada tahap post production. Software semacam Noise Ninja, Imagenomic Noiseware atau Nik’s Dfine lumayan ampuh menjinakkan noise di hasil akhir foto kita.

 

Tips Foto Di Kebun Binatang


Kebun binatang adalah salah satu tempat favorit penggemar fotografi, mungkin karena kebanyakan dari kita menyukai hewan sebagai obyek foto namun merasa berat dan repot kalau harus benar-benar ke hutan, maka kebun binatang adalah jalan tengahnya. Kalau anda belum pernah menjajal kemampuan fotografi anda di kebun binatang, maka memotret di kebun binatang wajib dicoba.
Oke, sebelum anda benar-benar berangkat terlebih dahulu, kita akan membahas beberapa tips memotret di kebun binatang supaya hasil foto anda nanti bagus, silahkan:
Apa Yang perlu Anda Masukkan Ke Tas Kamera?
Peralatan yang saya rekomendasikan untuk dibawa adalah kombinasi kamera SLR + lensa medium tele diatas 85 mm atau kamera saku Super Zoom dengan zoom optik 10-12 kali , kalau anda memiliki lensa makro bolehlah dibawa serta.
Lensa sepanjang ini diperlukan karena kebanyakan hewan dikebun binatang ditempatkan dalam jarak yang agak jauh dari pengunjung, bahkan seringkali ditambahi pagar kawat diantaranya. Lensa medium tele/ super zoom bisa mengatasi kondisi ini. Namun kalau anda hanya memiliki lensa pendek, jangan berkecil hati, anda tetap bisa menggunakannya untuk memotret atraksi hewan, hewan jinak yang dibiarkan berkeliaran atau bahkan suasana di kebun binatang itu sendiri.
Arahkan Fokus Pada Mata
Seperti kata pepatah, mata adalah jendela jiwa, maka untuk menangkap jiwa “kebinatangan” mereka secara jernih, fokuskan jepretan anda pada mata si hewan. Kalau anda sukses menangkap tatapan khas seekor hewan, foto anda akan berasa lebih dalam dan memiliki sentuhan
Teroboslah Pagar Kawat Itu
He he… tentu saja kata-kata diatas hanya kiasan (saya sih cuma sayang kameranya kalau anda sampai diterkam si maung). Maksud saya sebenarnya, jangan biarkan pagar kawat itu muncul di hasil foto anda nantinya. Trik menghilangkan kawat supaya tidak tampak di foto adalah begini:
  • Gunakan aperture priority (atau manual)
  • Set aperture sebesar-besarnya (pahami lagi konsep aperture)
  • Atur zoom (focal length) di posisi maksimal
  • Tempelkan lensa anda di pagar serapat-rapatnya
  • Lalu atur fokus agar jatuh di hewan (terutama matanya)
  • Jepret
Dalam kasus anda menggunakan kamera tanpa tersedia mode manual (aperture priority), gunakan mode portrait.
Cara diatas pada intinya adalah untuk mengatur Depth of Field sedangkal-dangkalnya (shallow), sehingga saat anda menjatuhkan fokus pada hewan maka pagar kawat menjadi sangat kabur seolah-olah hilang.
Seorang kawan punya trik lebih hebat dalam mengatasi pagar kawat, “Cari pagar kawat yang agak sobek, biasanya kebun binatang di Indonesia perawatannya agak kurang, sehingga keumngkinan besar anda bisa menemukan lobang yang cukup agar lensa bisa masuk sedikit.” Nah itu kata kawan saya bukan saya sendiri.
Tunggu Momen Ketika Hewan Berinteraksi/Beraksi
Memotret hewan yang sedang dalam posisi diam itu sudah biasa, namun memotret hewan yang sedang berinteraksi atau beraksi, itu baru beda. Interaksi disini bisa jadi interaksi hewan dengan sesama hewan, dengan pengunjung (atau pawang) atau bahkan dengan lingkungannya (misal bermain-main dengan ranting atau air). Beraksi bisa jadi hewan yang sedang mengaum, berlari atau bermain.
Kalau anda amati para juara lomba foto satwa, anda akan menemukan sebagian besar foto yang menang adalah foto yang menunjukkan hewan yang sedang berinteraksi. Kuncinya adalah kesabaran anda, karena momen seperti ini tidak bisa diatur.

Tips Untuk Hewan Hiperaktif
Dalam beberapa kasus anda akan menghadapi hewan yang gerakannya amat cepat seperti burung. Dalam kondisi seperti ini, atur setelan ISO di auto ISO, gunakan continous mode (burst) dan set shutter speed yang cukup tinggi (diatas 2 kali panjang fokal) serta atur aperture selebar-lebarnya agar foto anda tetap tajam.
Jadilah Selektif
Memotret di kebun binatang dengan pilihan hewan yang banyak dan beraneka ragam menuntut kita harus selektif dan tertata, jangan memaksakan diri ingin memotret semuanya. Cari tahu daftar hewan yang ada dan lebih baik lagi kalau anda bisa mengetahui lokasi hewan tersebut sebelumnya. Dengan begitu anda bisa memilih urutan hewan mana saja yang ingin anda foto. Pilih sasaran anda dan usahakan tetap disitu sampai anda menghasilkan paling tidak beberapa jepretan yang dirasa memenuhi standar anda. Jangan tergesa-gesa, anda tidak sedang diburu tenggat waktu bukan?
Lihat Kondisi Cahaya
Saat anda memotret hewan dialam terbuka, anda membutuhkan cahaya yang cukup, namun juga tidak berlebihan. Datanglah pagi-pagi karena saat pagi cahaya yang ada cukup namun tidak berlebihan. Cahaya di siang bolong kurang mendukung untuk pemotretan karena terlalu kuat, sifatnya datar dan keras sehingga foto akan memiliki banyak bayangan gelap dan terlalu kontras. Anda bisa mulai memotret lagi saat mulai mendekati sore hari.
Namun kalau kebun binatang yang dikunjungi cukup rimbun, maka anda beruntung karena bisa terlindung dari sinar matahari siang hari yang berlebihan. Saat diang datang, carilah lokasi yang cukup rimbun dan potretlah di area yang ada dibalik bayangan pohon.
Jangan Lupakan Obyek Lain
Meskipun anda pergi ke kebun binatang dan meniatkan diri memotret hewan, jangan lupakan obyek lain selain itu. Perhatikan juga ekspresi pengunjung saat melihat hewan-hewan tersebut, seringkali ekspresi mereka juga cukup menarik untuk diabadikan dalam foto anda.
Seringkali pihak kebun binatang juga mengadakan berbagai atraksi menarik untuk menyedot pengunjung, cari tahu apa saja atraksi yang tersedia, siapa tahu anda bisa menemukan obyek menarik disitu.








 


Jenuh Memotret Dan Cara Mengatasinya



Kecuali anda memang berprofesi sebagai fotografer yang mencari nafkah dari hasil jepretan anda, memotret, sebagaimana jenis hobi lainnya terkadang bisa terasa membosankan. Belum lagi kalau waktu luang yang tersedia mulai terbatas, atau anda mulai merasakan titik jenuh dimana inspirasi tidak muncul dan kreatifitas seperti mandeg.
Namun sayang juga kalau kamera dan lensa yang sudah anda beli dengan lumayan mahal teronggok begitu saja. Belum lagi kalau kita pikir-pikir bahwasanya aktifitas memotret merupakan acara refreshing yang bisa menyegarkan pikiran supaya lebih optimal diajak bekerja.
Tapi bagaimana caranya? Nah ada beberapa hal yang bisa anda coba.

Kombinasikan memotret dengan hobi terbaru anda.
Kalau anda sedang keranjingan dengan hobi baru, bersepeda misalnya, kenapa tidak anda coba padukan fotografi dengan acara bersepeda anda? Bawalah kamera dan lensa yang kira-kira tidak terlalu membebani sembari anda berkeliling dengan sepeda anda, saat anda menemukan obyek menarik, fotolah.

Ikut komunitas fotografi
Memotret sendirian bagi sebagian orang lebih mengasyikan dibandingkan dengan hunting bareng-bareng, namun apa salahnya anda mencoba sesekali bergabung dengan komunitas foto. Ikutlah acara hunting bersama dan nikmati. Saling berbagi trik dan tips atau malah saling mengomentari karya foto masing-masing (secara konstruktif) seringkali adalah cara ampuh menemukan kembali keasyikan memotret.

Lihat sekitar kita
Mindset bahwasanya obyek menarik haruslah dicari terkadang menyesatkan, apa yang ada disekitar kita bisa saja menjadi obyek menarik yang justru sering kita lewatkan. Barang-barang sederhana yang ada dirumah asal kita kreatif justru seringkali menghasilkan foto yang bagus. Kenapa tidak anda coba potret tuts keyboard komputer anda? atau cobalah memotret menu makan malam anda?

Kunjungi pameran foto (amati karya foto fotografer profesional)
Melihat hasil karya fotografer profesional bisa jadi menumbuhkan kembali inspirasi kita. Kunjungi pameran foto (lumayan jarang sih) yang ada di kota anda, dan amati karya fotografer yang ditampilkan. Kalau pameran foto jarang anda temui atau terasa terlalu tinggi, tahukan anda bahwa foto-foto yang ada dipapan iklan dijalan, situs-situs fotografi, lembar majalah/koran serta sampul buku adalah kumpulan karya fotografer profesional?

Jangan terlalu dipikirkan 

Seringkali kita terlalu terbebani harus mencari obyek foto yang bagus, harus mencoba teknik tertentu, harus tepat eksposurnya, harus ini harus itu. Kenapa harus? tidak perlu membebani diri dengan beragam keharusan. Kreatifitas justru mengalir saat kita benar-benar membuka kran tanpa dibatasi apapun. Arahkan lensa anda, jepret apa yang ingin dijepret dan sisanya biarkan mengalir begitu saja.
Kurangi kegiatan mengedit foto

Karena ingin mencapai efek olah digital tertentu, terkadang kita menghabiskan sebagian besar waktu didepan monitor komputer. Tidak adil rasanya kalau kita memotret selama 1 jam dan mengedit di photoshop selama 3 jam. Cobalah dibalik proporsinya, habiskan waktu memotret, dan biarkan foto anda tidak banyak tersentuh photoshop. Kebanyakan nongkrong didepan komputer bisa membuat kita bosan dan kehabisan inspirasi.